Dalam diam dan kerinduan yang mendalam tiba-tiba pikirku menerawang jauh,jauh ke massa sebelum aku mengenal dunia yang sekarang aku tempati,pikirku tiba-tiba menghadirkan kelebatan massa lalu,massa kanak-kanak yang berjalan tanpa perhitungan dan tanpa pandangan kedepan karena yang terpikir saat itu kehidupan ini menyenangkan dan tak perlu pikiran berlebih untuk menjalaninya,karena itulah yang aku temuai dari kedua mala ikat penjagaku,yang hidup seolah tanpa beban padahal ketika aku dewasa dan mulai mengenal arti kehidupan pikiran-pikiran itu mulai terlihat jelas didepan mata kalau hidup ini tak sesederhana yang dibayangkan.
Ketika pikiran dalam benak ini melayang ke masa kanak-kanak tanpa terasa butiran bening mulai membasahi pipiku merindukan kasih sayang yang dulu pernah aku dapat,perhatian yang selalu tercurah,dan teringat semua kesalahan yang pernah aku perbuat,aku merindukan omelan dari ibu dan bapak,yang selalu meluncur berbarengan dengan sebuah nasihat,aku merindukan suara teriakan ibu ketika memanggilku untuk pulang dikala sore menjelang dan aku masih asyik bermain,aku merindukan suara berat bapak saat mengajari aku bacaan mengaji,dan memimpin sholat berjamaah,aku merindukan pelukan ibu saat aku terbaring sakit,aku merindukan gendongan bapak saat aku tertidur didepan tv,aku merindukan semuanya,merindukan saat-saat susah atau saat-saat bahagia bersama.aku merindukan massa-massa dimana aku berdua dengan ibu ketakutan karena listrik padam disaat hujan deras diselingi angin dan petir yang terus menyambar,aku merindukan pegangan tangan bapak dikala mengajaku menonton pertandingan sepak bola antar kampung dan memelikanku permen peluit. Sekelumit kisah yang kalau dibayangkan akan mengurai senyum namun sejurus kemudian air mata ini akan deras mengucur.
Bapak dan Ibu kini sudah tua sudah renta,harusnya aku berada disisinya membahagiakannya menghiasi hari-harinya dengan senyuman,namun kini karena sebuah ego aku harus pergi meninggalkan mereka,dan meninggalkan sebuah kecemasan dikala sesuatu terjadi di tempatku berdiri saat ini,ibu selalu menghibungiku menanyakan keadaanku apakah baik-baik saja atau tidak,aku disini meninggalkan kecemasan buat mereka apakah disini aku bisa makan atau ngga,berulang kali ibu menghubungiku hanya untuk menanyakan apakah aku sudah makan atau belum,masih punya uang atau tidak,padahal yang harusnya menanyakan seperti itu bukan mereka tapi aku,tapi aku terlalu egois cuma memikirkan kehidupan aku sendiri...maafkan aku ibu...maafkan aku bapak....
Ibu maafkan aku yang tak bisa memberimu senyuman setiap hari,yang selalu memberimu kecemasan karena bocah manjamu ini terlalu egois, Ibu ketika aku pulang aku selalu mendekatimu selalu menolak semua yang kau tawarkan itu semua bukan karena aku tak mau,tapi karena aku tak mau merepotkanmu terus menerus,sekarang aku seallau berusaha untuk menyukai apa yang kau berikan tanpa meminta ini atau itu.
Bapak maafkan aku yang sampai saat ini tak bisa seperti yang kau inginkan,aku masih sering cengeng dan satu sampai saat ini aku tidak begitu menyukai dan fanatik dengan sepak bola seperti dirimu,padahal terukir jelas dimatamu kalau aku bisa menyukai semua itu atas bimbinganmu waktu kecil dulu.
Ibu kau adalah pelita sejati dalam hidupku ini yang tak pernah bosan selalu mendoakanku disetiap sujudmu,yang selalu mengingat semua rengekanku,semua keluh kesahku,semuanya kau tampung dan kau tanggapi dengan senyuman walau terkadang aku melihat mendung dimatamu,ibu....maafkan aku belum bisa membahagiakanmu.
Bapak adalah pelindung sejati dalam hidupku yang selalu membuatku merasa tenang yang selalu meredakan tangisanku karena dicemooh orang yang selalu membangkitkan semangatku dengan semua nasihat dan gerak gerik tanganmu walau kau tak berbicara namun bahasa tubuhmu mampu menuntunku kearah yang lain,kau yang selalu memberiku senyuman dikala tangisan datang karena ingin mainan kau datang dengan sebuah mainan yang terkadang aku tak suka,bapak maafkan aku karena sampai saat ini belum bisa menjadi penjagamu belum bisa melindungimu,belum bisa membuatmu tersenyum bangga.
Bapak ibu...aku tak tahu harus bagaimana jika aku kehilangan malaikat penjagaku seperti kalian ini,akankah aku masih bisa sedikit tersenyum.... Bapak Ibu....aku tak tahu apa jadinya diriku ini kalau aku tak punya kalian berdua...
Bapak Ibu...maafkan bocah manjamu ini,maafkan anak nakalmu ini,maafkan aku yang samapi saat ini belum bisa membuatmu bahagia,belum bisa membuatmu terus tersenyum sepanjang hari,maafkan aku belum bisa membuat pikiranmu tenang,maafkan aku yang masih membuat kecemasan buat kalian. Bapak Ibu....kalian akan selalu menjadi pendorong dan pendongkrak semangatku untuk terus berusaha memberikan yang terbaik dan untuk terus berusaha jadi yang terbaik untuk dirimu dan untuk massa tuamu,
Bapak Ibu...aku menyayangi kalian lebih dari apapun...i love u dad,i love u mom...u always in my heart now and forever...
Diposkan oleh
Babang HA
0 komentar:
Post a Comment